
Jаkаrtа – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat dalam sesi perdagangan hari ini, Senin, 21 April 2025. Berdasarkan data RTI, IHSG tercatat naik 7,6 poin atau setara dengan 0,12% dan berakhir di level 6.445. Pada saat pembukaan perdagangan pagi tadi, IHSG sempat berada di posisi 6.450 sebelum bergerak fluktuatif sepanjang sesi.
Selama perdagangan hari ini, pergerakan IHSG mencatatkan level tertinggi di 6.472, sementara level terendah tercatat di 6.406. Nilai transaksi yang terjadi di seluruh pasar mencapai Rp8,4 triliun, dengan volume perdagangan sebanyak 14.751 miliar lembar saham dalam 987.674 kali transaksi. Angka ini menunjukkan tingkat aktivitas pasar yang cukup dinamis, meskipun belum sepenuhnya mengimbangi tren pelemahan yang terjadi dalam jangka waktu lebih panjang.
BACA : Tanah Bersertifikat 74,7%, Nusron Minta Bebaskan BPHTB
Adapun dari sisi pergerakan saham, terdapat 289 saham yang mengalami penguatan, 295 saham mengalami pelemahan, dan 220 saham tercatat stagnan. Keseimbangan antara saham yang menguat dan melemah ini mencerminkan adanya sentimen campuran dari para pelaku pasar terhadap kondisi makroekonomi maupun faktor-faktor global yang memengaruhi pasar modal Indonesia.
Secara harian, IHSG berhasil mencatat penguatan sebesar 0,12%. Namun, jika dilihat dalam skala mingguan, indeks justru menunjukkan kinerja lebih positif dengan kenaikan 2,93%. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam sepekan terakhir terdapat optimisme yang mendorong penguatan pasar, meskipun sempat terjadi volatilitas.
Sementara itu, dalam jangka waktu bulanan, IHSG mengalami pelemahan sebesar 3,29%. Bahkan dalam periode enam bulan terakhir, IHSG melemah cukup dalam, yakni sebesar 16,25%. Secara year to date (sejak awal tahun 2025 hingga saat ini), IHSG juga masih mencatatkan penurunan sebesar 8,95%. Data ini menunjukkan bahwa secara umum tekanan jual masih lebih dominan dibandingkan dorongan beli, terutama dalam jangka menengah hingga panjang.
Pelemahan jangka panjang IHSG disinyalir disebabkan oleh berbagai faktor eksternal seperti ketidakpastian ekonomi global, naik turunnya harga komoditas, hingga tren suku bunga global yang memengaruhi arus modal di negara berkembang termasuk Indonesia. Dari sisi domestik, beberapa isu seperti inflasi, kinerja emiten, serta dinamika politik nasional juga turut memengaruhi sentimen investor.
Kondisi hari ini menunjukkan bahwa meskipun ada penguatan, para investor tetap perlu waspada terhadap fluktuasi pasar ke depan. Penguatan yang terjadi dalam jangka pendek bisa saja berubah arah apabila terjadi sentimen negatif baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Analis memperkirakan bahwa dalam beberapa hari ke depan, pergerakan IHSG masih akan dipengaruhi oleh rilis laporan keuangan emiten kuartal pertama, perkembangan harga komoditas, serta arah kebijakan moneter dari bank sentral utama dunia. Para investor disarankan untuk tetap selektif dalam memilih saham, fokus pada sektor-sektor yang memiliki fundamental kuat, dan menjaga diversifikasi portofolio untuk mengantisipasi potensi volatilitas pasar yang masih tinggi.